---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG - Paguyuban Pedagang Pasar Rejowinangun Magelang (P3RM) merayakan ulang tahun ketiga. Peringatan dilakukan dengan pemotongan tumpeng sekaligus meluncurkan koperasi Bangun Sejahtera Bersama (BSB) di Blok D Pasar Penampungan (11/2).
“ Memang berdagang di sini itu tidak begitu laku. Tapi, kami tetap berusaha meningkatkan kehidupan ekonomi pedagang dengan mendirikan koperasi," kata Ketua P3RM, Heri Setiawan.
Ke depan hasil keuntungan koperasi bisa disisihkan untuk biaya perbaikan serta pemeliharaan Pasar Penampungan. "Kami ini sudah menanyakan ke pemkot ada atau tidaknya anggaran untuk pemeliharaan bangunan pasar ini. Tapi ternyata tidak ada. Ya kami pun swadaya,” lanjutnya.
Swadaya itu antara lain membenahi talang saluran air yang bocor. Juga peneduh jalan di Blok D. “ Biaya pembuatan dan pemeliharaan Rp 50 juta saja sudah habis," beber Heri.
Saat peluncuran Koperasi BSB sudah memberikan pinjaman ke enam anggota, masing-masing Rp 500 ribu. Bagi pedagang yang masuk dalam keanggotaan koperasi BSB diwajibkan melakukan simpanan pokok Rp150 ribu. "Anggotanya tidak hanya korban kebakaran yang dulu memiliki los. Tapi juga kios. Harapannya, simpanan di koperasi ini untuk mengantisipasi membeli kios yang ditawarkan investor," jelas Heri.
Peringatan ulang tahun itu tak hanya dihadiri puluhan pedagang. Tapi, juga Tim Advokasi Pedagang Pasar Rejowinangun. Termasuk juga Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Pemkot Magelang, Isa Ashari. "Mugi-mugi wonten koperasi niki tambah maju, ageng lan ugi langkung sae. Kami minta dukungannya agar pembangunan Pasar Rejowinangun dapat berjalan dengan baik dan cepat selesai," ungkap Isa dalam sambutanya.
Menurut Isa, sebagai sebuah organisasi, P3RM akan berbeda karateristiknya dengan seorang anak yang baru berusia tiga tahun. “Kalau anak kecil, saat berusia masih bandel-bendelnya. Tetapi kalau organisasi P3RM justru semakin matang dan mapan. Buktinya sudah bias membuat koperasi,” pujinya.
Dalam kesempatan itu, beberapa pedagang pemilik kioas tetap meneguhkan sikapnya belum setuju dengan harga kios yang ditawarkan investor PT Putra Wahid Pratama-PT Kuntjup (JO). “Kita ingin investor bisa memberikan diskon lebih banyak lagi. Tak sekedar 20 persen,” tandas seorang pedagang konveksi Sri Kuncoro.
Dari hitungannya, kios 3 X 4 meter bila didiskon 20 persen, harganya Rp 120 juta. Nilai bangunan per meter sekitar Rp 10 juta. “Itu harga yang sangat mencekik. Karena investor tak perlu beli tanah. Kita ingin harga kios yang wajar, layaknya seorang korban kebakaran pasar,” tandas pedagang yang dulu pemilik kios nomor 15 PJKA.
“ Memang berdagang di sini itu tidak begitu laku. Tapi, kami tetap berusaha meningkatkan kehidupan ekonomi pedagang dengan mendirikan koperasi," kata Ketua P3RM, Heri Setiawan.
Ke depan hasil keuntungan koperasi bisa disisihkan untuk biaya perbaikan serta pemeliharaan Pasar Penampungan. "Kami ini sudah menanyakan ke pemkot ada atau tidaknya anggaran untuk pemeliharaan bangunan pasar ini. Tapi ternyata tidak ada. Ya kami pun swadaya,” lanjutnya.
Swadaya itu antara lain membenahi talang saluran air yang bocor. Juga peneduh jalan di Blok D. “ Biaya pembuatan dan pemeliharaan Rp 50 juta saja sudah habis," beber Heri.
Saat peluncuran Koperasi BSB sudah memberikan pinjaman ke enam anggota, masing-masing Rp 500 ribu. Bagi pedagang yang masuk dalam keanggotaan koperasi BSB diwajibkan melakukan simpanan pokok Rp150 ribu. "Anggotanya tidak hanya korban kebakaran yang dulu memiliki los. Tapi juga kios. Harapannya, simpanan di koperasi ini untuk mengantisipasi membeli kios yang ditawarkan investor," jelas Heri.
Peringatan ulang tahun itu tak hanya dihadiri puluhan pedagang. Tapi, juga Tim Advokasi Pedagang Pasar Rejowinangun. Termasuk juga Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Pemkot Magelang, Isa Ashari. "Mugi-mugi wonten koperasi niki tambah maju, ageng lan ugi langkung sae. Kami minta dukungannya agar pembangunan Pasar Rejowinangun dapat berjalan dengan baik dan cepat selesai," ungkap Isa dalam sambutanya.
Menurut Isa, sebagai sebuah organisasi, P3RM akan berbeda karateristiknya dengan seorang anak yang baru berusia tiga tahun. “Kalau anak kecil, saat berusia masih bandel-bendelnya. Tetapi kalau organisasi P3RM justru semakin matang dan mapan. Buktinya sudah bias membuat koperasi,” pujinya.
Dalam kesempatan itu, beberapa pedagang pemilik kioas tetap meneguhkan sikapnya belum setuju dengan harga kios yang ditawarkan investor PT Putra Wahid Pratama-PT Kuntjup (JO). “Kita ingin investor bisa memberikan diskon lebih banyak lagi. Tak sekedar 20 persen,” tandas seorang pedagang konveksi Sri Kuncoro.
Dari hitungannya, kios 3 X 4 meter bila didiskon 20 persen, harganya Rp 120 juta. Nilai bangunan per meter sekitar Rp 10 juta. “Itu harga yang sangat mencekik. Karena investor tak perlu beli tanah. Kita ingin harga kios yang wajar, layaknya seorang korban kebakaran pasar,” tandas pedagang yang dulu pemilik kios nomor 15 PJKA.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar