---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG -Lahan yang sempit tidak mengurangi minat Bagus Sasongko untuk menekuni dunia pertanian. Warga Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang ini justru sukses mengembangkan pertanian organik di halaman rumahnya yang tak seberapa luas.
Bagus menanam aneka jenis sayuran dan buah organik dengan menerapkan sistem pertanian vertikultura. Dalam model pertanian ini, budidaya tanaman dilakukan secara vertikal atau bertingkat.
Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Kelebihan sistem vertikultura ini adalah pada penghematan lahan karena lahan satu meter bisa digunakan untuk 20 batang tanaman.
Padahal pada model pertanian konvensional lahan semeter paling banyak hanya bisa untuk menanam lima batang tanaman. Lebih dari itu, tanaman tidak akan bisa tumbuh dengan baik karena terlalu rapat.
Bagus mengembangkan pertanian ini di atas lahan tak lebih dari 150 meter persegi. Namun berkat keuletannya aneka jenis sayuran dan buah hingga tanaman obat organik berhasil di budidayakanya.
Dia memanfaatkan pupuk kandang dan sampah organik yang banyak terdapat di sekitar lereng Gunung Merapi. "Pupuk tersebut dimasukkan ke dalam plastik polyback, pot bambu tangga atau para para," kata Bagus Sasongko.
Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat, terong, dan sawi Bagus meletakkan di posisi bagian atas. Adapun tanaman seperti kangkung, dan seledri di bagian tengah atau bawah.
Dari lahan ini, setiap minggu pria berusia 52 tahun itu mampu memanen sayuran seperti seledri, kangkung, brokoli hingga buah stroberi. Hasil panen tersebut selain untuk komsumsi sendiri juga dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Menurut Bagus sistem vertikultur ini merupakan solusi bertani di lahan sempit namun ingin memeroleh hasil yang maksimal. "Ini sangat cocok diterapkan bagi petani yang mempunyai lahan sempit seperti warga perkotaan," kata dia.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Vertikultur Solusi Bertani di Lahan Sempit
-Tandang ke Kediri, Danur Bawa 18 Pemain
-BPPTK Susun Peta Risiko Gunung Merapi
-Di Magelang, Sekolah Tarik Iuran untuk Persiapan UN
-47 Ha Sawah Puso Akibat Dimakan Tikus
-Sembilan Kecamatan di Magelang belum Siap Laksanakan E-KTP
-Penentuan Batas Magelang Selatan Belum Selesai
-Banjir Lahar Dingin Terjang Jembatan
-Pemeriksaan Kelayakan Bus Jangan Hanya Saat Akan Lebaran
-Sulit Melacak Indentitas Penghuni Panti Jompo
-Tandang ke Kediri, Danur Bawa 18 Pemain
-BPPTK Susun Peta Risiko Gunung Merapi
-Di Magelang, Sekolah Tarik Iuran untuk Persiapan UN
-47 Ha Sawah Puso Akibat Dimakan Tikus
-Sembilan Kecamatan di Magelang belum Siap Laksanakan E-KTP
-Penentuan Batas Magelang Selatan Belum Selesai
-Banjir Lahar Dingin Terjang Jembatan
-Pemeriksaan Kelayakan Bus Jangan Hanya Saat Akan Lebaran
-Sulit Melacak Indentitas Penghuni Panti Jompo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar