---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Magelang -
Pakar lubang resapan biopori Institut Pertanian Bogor Ir Kamir R Brata,
mengajak keluarga besar kesatuan Akademi Militer untuk menggalakkan
pembuatan lubang resapan biopori demi kelestarian lingkungan hidup.
Lubang
resapan biopori yang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm bukan
hanya untuk meresapkan air ke tanah, tetapi bermanfaat bagi sampah
organik untuk makanan organisme di dalam tanah yang dapat menciptakan
biopori untuk memperlancar peresapan air hujan ke dalam tanah.
Manfaat
lainnya adalah mempermudah pelaksanaan penanganan sampah dengan 3 R
(reduce, reuse, dan recycle) di tempat terdekat dengan sumbernya,
sehingga tidak memerlukan pengangkutan dan tempat pembuangan ke tempat
lain.
"Dengan demikian tidak perlu adanya penumpukan
sampah di permukaan tanah," kata peneliti dari Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB itu dalam acara sosialisasi
manfaat biopori di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Selasa (27/3).
Dikemukakannya
bahwa sampah organik yang dihasilkan setiap rumah tangga bila
dimasukkan ke dalam tanah akan segera dimanfaatkan keaneka-ragamanhayati
dalam tanah, yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sementara
itu sampah yang tidak lapuk dapat mempermudah para pemulung untuk
didaur ulang. "Air hujan yang cepat meresap ke dalam tanah sebagai
simpanan air untuk menjamin ketersediaan air di musim kemarau," katanya.
Ia
mengatakan, bila setiap manusia yang memerlukan air dan menghasilkan
sampah, mau melakukan pemanfaatan air hujan dan sampah di kaplingnya
masing-masing, maka bumi tidak akan terlalu "haus" seperti dipesankan
pada peringatan Hari Air Dunia 22 Maret lalu, tetapi juga bumi tidak
akan "lapar".
"Kenekaragaman hayati di dalam tanah
cukup air dan makanan sehingga terus bekerja secara sinergis dengan
keanekaragaman hayati di atas muka tanah," katanya.
Menurut
Gubernur Akmil, Mayjen TNI Bachtiar, di lingkungan Akmil saja setiap
harinya dihasilkan 600 karung sampah organik. "Sekarang kami sedang
merancang teknik pengolahan sampah-sampah kita sendiri. Untuk
memaksimalkan rencana menyelesaikan sampah ini, kita mengundang Bapak
Kamir R Brata untuk membantu kita dengan teknologi LRB," katanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Sosialisasi Lubang Resapan Biopori di Akmil Magelang
-PPSM Tidak Mau Ulangi Kesalahan
-Membangkitkan Perekonomian Masyarakat Lereng Merapi
-Harga Bensin Eceran di Pelosok Capai Rp 6.500/Liter
-Tujuh pelukis siapkan pameran "Brave Art" di Borobudur
-Kecewa Lihat WC Terminal Kotor
-Rehab Rekon Merapi Telan Rp 500 Miliar
-UGM-PDAM Hijaukan Bantaran Kali Putih
-beri inspirasi penyair dunia
-Sosialisasi Lubang Resapan Biopori di Akmil Magelang
-PPSM Tidak Mau Ulangi Kesalahan
-Membangkitkan Perekonomian Masyarakat Lereng Merapi
-Harga Bensin Eceran di Pelosok Capai Rp 6.500/Liter
-Tujuh pelukis siapkan pameran "Brave Art" di Borobudur
-Kecewa Lihat WC Terminal Kotor
-Rehab Rekon Merapi Telan Rp 500 Miliar
-UGM-PDAM Hijaukan Bantaran Kali Putih
-beri inspirasi penyair dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar