---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BOROBUDUR --Tujuh pelukis berasal dari tiga daerah akan menggelar karya mereka melalui pameran bertajuk "Brave Art" di Limanjawi Art House di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 1 April-9 Mei 2012.
"Sebagai wujud keberanian mereka untuk terus berkarya dalam situasi dunia seni rupa yang terkadang mengalami `booming` maupun `down`. Mereka ingin menunjukkan eksistensi berkesenian tanpa menyerah terhadap keadaan," kata pengelola Limanjawi Art House Borobudur Umar Chusaeni di Borobudur, Selasa.
Tujuh pelukis berasal dari Wonosobo, Yogyakarta, dan Magelang itu adalah Awi Ibanezta, M. Ghofir, Tunarno, Damtoz Andreas, Budi Widaryatno, Katirin, dan Klowor Waldiyono.
Mereka, katanya, memiliki karakter berkarya yang berbeda-beda namun keberaniannya relatif sama dalam menghadapi perkembangan dunia seni rupa.
Ia mengemukakan, karya lukis mereka wujud talenta masing-masing yang cukup luar biasa dan memberikan warna terhadap dunia seni rupa Indonesia.
"Karya mereka menunjukkan bahwa berkesenian memang dari hati, bukan semata-mata tren dan mengikuti pasar, tetapi ada totalitas berkesenian," kata Umar yang juga Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu.
Karya yang dipamerkan berjumlah 18 lukisan kanvas berbagai ukuran antara satu hingga 2,5 meter persegi, antara lain menyangkut kekerasan, kondisi sosial, flora dan fauna, serta lingkungan alam.
Ia juga mengharapkan, pameran mereka di sekitar Candi Borobudur memiliki arti penting karena lokasinya yang strategis di kawasan pariwisata dunia.
"Borobudur sesungguhnya salah satu kantong seni rupa yang menyimpan gairah kreativitas dengan makin maraknya kiprah para senimannya. Letaknya cukup strategis dinaungi Candi Borobudur dan wilayah kulturalnya sebagai daerah wisata menarik yang banyak dikunjungi turis," katanya.
Kawasan Borobudur, katanya, memberikan tawaran alternatif untuk pengembangan pasar seni rupa pada masa mendatang.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Tujuh Pelukis Siapkan Pameran di Borobudur
-Sosialisasi Lubang Resapan Biopori di Akmil Magelang
-PPSM Tidak Mau Ulangi Kesalahan
-Membangkitkan Perekonomian Masyarakat Lereng Merapi
-Harga Bensin Eceran di Pelosok Capai Rp 6.500/Liter
-Tujuh pelukis siapkan pameran "Brave Art" di Borobudur
-Kecewa Lihat WC Terminal Kotor
-Rehab Rekon Merapi Telan Rp 500 Miliar
-UGM-PDAM Hijaukan Bantaran Kali Putih
-beri inspirasi penyair dunia
-Tujuh Pelukis Siapkan Pameran di Borobudur
-Sosialisasi Lubang Resapan Biopori di Akmil Magelang
-PPSM Tidak Mau Ulangi Kesalahan
-Membangkitkan Perekonomian Masyarakat Lereng Merapi
-Harga Bensin Eceran di Pelosok Capai Rp 6.500/Liter
-Tujuh pelukis siapkan pameran "Brave Art" di Borobudur
-Kecewa Lihat WC Terminal Kotor
-Rehab Rekon Merapi Telan Rp 500 Miliar
-UGM-PDAM Hijaukan Bantaran Kali Putih
-beri inspirasi penyair dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar