---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Purworejo - RATUSAN petani Desa Munggangsari, Grabag, Purworejo, memasuki musim panen raya buah pepaya jenis Kalifornia. Budi daya pepaya di lahan pasir wilayah pesisir laut selatan ini sangat produtif. Sebelumnya para petani memilih budi daya palawija, kini banyak beralih ke pepaya karena harganya relatif stabil.
Salah satu petani, Sarino, 30, warga Munggangsari mengungkapkan, harga pepaya Kalifornia kini berkisar Rp 2.200 - Rp 2.500 per kilogram. Panen bisa dilakukan rutin dua kali dalam satu minggu.
”Jumlah yang dipetik bisa tiga buah setiap satu pohon. Per buah beratnya lebih dari satu kilogram. Jadi sekali petik, produksi buah dari 200 batang pohon yang saya tanam di lahan seluas setengah hektare ini bisa mencapai enam kuintal,” terangnya Kamis (26/4).
Menurut Sarino, lahan dengan luas seperti yang menjadi miliknya pada umumnya mampu ditanami pepaya 350 batang. Namun untuk memacu produksi, ia menebang beberapa tanaman yang sudah tidak produktif. Pohon pepaya miliknya sudah berumir lebih dari tiga tahun.
”Pepaya mulai proses tanam hingga siap petik memakan waktu tujuh bulan. Setelah tujuh bulan pohon akan terus berbuah hingga usia sekitar tiga tahun. Jadi, ini proses panen yang kesekian kali. Hasilnya sangat baik,” imbuhnya.
Petani lain, Keling, 45, menambahkan, sejumlah petani Munggangsari sudah cukup berpengalaman dalam hal membudidayakan pepaya di lahan pasir pesisir selatan. Khusus di Desa Munggangsari jumlahnya ada ratusan petani.
Pepaya jenis Kalifornia memiliki karakteristik buah yang lebat. Jika berkembang maksimal, nyaris menyentuh tanah. Budi daya di lahan pasir hanya membutuhkan pupuk kandang dan penyiraman mencukupi.
”Lahan saya lebih dari satu hektare dengan jumlah tanaman lebih 1.000 batang. Kebetulan saat ini masuk puncak produksi buah karena usia tanaman belum ada satu tahun,” ungkapnya.
Menurut Keling, buah pepaya petani Munggangsari banyak dibeli pengepul dengan harga bagus. Selain mampu mencukupi kebutuhan pasar local, produksi setempat mulai mendapat kepercayaan dan diandalkan untuk memasok pasar ke luar daerah, seperti Jakarta, Bandung, dan sekitarnya.
Buah yang akan dikirim ke Jakarta biasanya dipanen lebih awal sebelum masak di pohon. Tetapi, buah tersebut harus sudah tua dengan tanda kulit berwarna hijau tua. ”Saat dikirim buah dibalut kertas Koran. Setiba di Jakarta biasanya kulit sudah berwarna kekuningan siap dijual. Rasanya tak kalah manis dengan yang masak di pohon,” bebernya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Petani Munggangsari Sukses Budidayakan Pepaya Kalifornia
-Desa Hargorojo Jadi Bank Darah Utama PMI
-Rem Blong, Kontaner Muat Kayu Terguling
-Minim, Sekolah yang Lolos Adiwiyata
-Diwarnai Nyontek dan Tertukar Soal
-Agustus, Program E-KTP Ditarget Selesai
-Anugerahi Kartini Award
-Wajah Buruk Lingkungan Kota Purworejo
-Rokok Polos Beredar di Purworejo
-MPR Ingatkan Empat Pilar Kebangsaan
-Desa Hargorojo Jadi Bank Darah Utama PMI
-Rem Blong, Kontaner Muat Kayu Terguling
-Minim, Sekolah yang Lolos Adiwiyata
-Diwarnai Nyontek dan Tertukar Soal
-Agustus, Program E-KTP Ditarget Selesai
-Anugerahi Kartini Award
-Wajah Buruk Lingkungan Kota Purworejo
-Rokok Polos Beredar di Purworejo
-MPR Ingatkan Empat Pilar Kebangsaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar