---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO-Indonesia yang majemuk memiliki potensi besar terpecah-belah jika tak ada kesadaran berbangsa seperti ditanamkan pendiri bangsa. Empat pilar kebangsaan itu meliputi Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. “Empat pilar itu harus terus tertanam dan dipahami seluruh rakyat Indonesia,” kata Wakil Ketua MPR RI Drs H Lukman Hakim Syaifudin saat Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Gedung Serbaguna PKPN Purworejo kemarin (20/4). Kegiatan itu dibuka Bupati Purworejo Mahsun
Zain dan dihadiri seluruh Pimpinan Cabang Wanita Persatuan Pembangunan (PC WPP) Purworejo. "Pilar itu tidak hanya diartikan sebagai penyangga, tetapi juga pondasi atau landasan negara. Namun kini sebagian diantara kita mulai ada yang kurang memahaminya," bebernya.
Lukman yang pernah menjabat ketua Fraksi PPP DPR RI periode 2004 - 2009 ini menjelaskan, jumlah penduduk Indonesia ada sekitar 2.4 juta jiwa atau terbesar nomor empat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Indonesia juga memiliki wilayah geografi yang sangat luas yang dibuktikan dengan pembagian tiga wilayah waktu, Indonesia Timur, Tengah dan Indonesua Barat. Indonesia sedikitnya memiliki 17.000 pulau yang sebagian bahkan belum teridentifikasi."Semua itu seharusnya disyukuri sebagai pluralisme bangsa yang memiliki kearifan ditengah perbedaan. Bangsa layaknya sebuah keluarga, wajar jika anggotanya mimiliki pemikiran dan perbedaan. Sedangkan perbedaan itu merupakan fitrah Allah, dan tidak harus kemudiandisamakan, melainkan untuk saling melengkapi," ujarnya. Lebih lanjut dipaparkan, Indonesia patut menyimak pelajaran dari Uni Soviet pasca Prestroika hingga kemudian terpecah menjadi 11 negara. "Padahal Uni Soviet juga sempat berjaya di era 1930 - 1990. Tak beda dengan Indonesia mulai bernama Nusantara. Indonesia juga negara besar ," paparnya. Demokrasi, sambungnya, jika mengacu pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke empat Pancasila yang benar adalah demokrasi yang hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. "Namun dewas ini demokrasi yang dipandang sebagai sebuah kebebasan juga sering melaju semau gue, akar-akar perpecahan terjadi dimana-mana. Untuk itu semua harus ingat kembali dengan empat pilar kebangsan ini, khususnya para PC WPP Purworejo," tegasnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar