---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO - Di tengah isu pemanasan global yang salah satunya ditengarai akibat kerusakan lingkungan, berbagai daerah pun berlomba memperbaiki lingkungannya yang rusak, baik lewat penghijauan, penataan taman, perbaikan kawasan hutan, serta pengelolaan sampah. Namun kondisi memprihatinkan justru terjadi di Kabupaten Purworejo.
Kabupaten dengan slogan Berirama ini bukannya tidak pernah melakukan aneka kegiatan penataan lingkungannya, tapi acapkali kegiatan yang diselenggarakan terhenti pada level formalitas dan seremonial belaka. Adipura adalah salah satu indikator paling sahih.
Lantas bagaimana dengan Kabupaten Purworejo? Monumen piala adipura yang dibangun di perempatan pertemuan jalur dari arah Semarang dan Yogyakarta kondisinya kini semakin usang, seperti menunjukkan bahwa prestasi pengelolaan dan penataan lingkungan di kawasan perkotaan Purworejo semakin memburuk.
Hasil penilaian Adipura tahun 2011 menjadi lensa untuk melihat bagaimana komitmen dan good will pemerintah daerah dan masyarakat dalam menata lingkunganya. Dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah, Kabupaten Purworejo menempati posisi ke 31. Bahkan dibandingkan dengan kota Muntilan Kabupaten Magelang yang baru saja dihempas bencana Gunung Merapi, Kota Purworejo saja masih kalah. Dari penilaian tahun 2011, posisi Kota Muntilan masih lebih baik dibandingkan Kota Purworejo.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Drs Eko Untung Widodo dalam konferensi pers kemarin mengakui prestasi pengelolaan lingkungan Kota Purworejo memang semakin menurun. "Tahun 2007 pada masa kepemimpinan Pak Bupati Kelik sebenarnya sudah pernah mendapat piagam Adipura. Tapi kondisinya sekarang memang sangat memprihatinkan. Sekarang posisi Purworejo masuk kategori daerah yang perlu pembinaan," paparnya.
Lebih lanjut disebutkan Eko, titik lemah Kabupaten Purworejo berada pada pengelolaan sampah, mulai dari sumbernya hingga hilirnya. Tahun 2011, tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Jetis Kecamatan Loano mendapatkan skor terendah, yaitu 44.
Ditambahkan Eko, dari 17 item yang dinilai pada program Adipura, yang sudah cukup baik skornya adalah hutan kota yang ada di Bumi Perkemahan Punthuk, fasilitas kesehatan, serta kawasan perkantoran. "Kondisi infrastruktur jalan juga dinilai dan untuk Purworejo memang masih harus terus ditingkatkan," tandasnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar