---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KEBUMEN - Laporan kerusakan kapal dan jaring hilang akibat gelombang pasang yang menerjang Pantai Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, terus bertambah. Tinggi gelombang yang masih 3 hingga 4 meter juga membuat nelayan Pasir belum berani melaut. Keterangan Ketua Rukun Nelayan TPI Pasir Dul Jalal, pertambahan jumlah kapal rusak hanya pada kapal yang rusak ringan.
"Semula hanya 3 nelayan yang melaporkan kapalnya rusak ringan. Namun setelah kami melakukan pendataan secara menyeluruh, ternyata ada 12 kapal yang rusak ringan, 8 perahu rusak sedang dan 3 perahu rusak berat," jelas Jalal kepada KR, Sabtu (21/4).
Jumlah jaring yang hilang juga bertambah. Untuk jaring ciker (gillnet monofilament 2 inci) dari semula terdata 73 tinting menjadi 125 tinting. Jaring sirang (gillnet multifdament 5 inci) dari semula 100 tinting menjadi 230 tinting. "Untuk total kerugian nelayan, masih kami hitung ulang," ujar Jalal seraya mengatakan, 5 perahu kayu (jukung) yang hilang terseret ombak, hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Pasca gelombang pasang setinggi 4 hingga 7 meter yang terjadi Jumat (20/4) pagi, nelayan TPI Pasir disibukkan menata perahu yang berserakan di areal parkir. Nelayan juga melakukan perbaikan jaring yang rusak. "Gelombang masih mencapai 3 hingga 4 meter sehingga tidak ada nelayan yang berani melaut. Kami berharap dalam dua sampai tiga hari ke depan, gelombang sudah normal," kata Sekretaris Rukun Nelayan TPI Pasir, Sarno.
Transaksi
Tidak adanya nelayan yang melaut, membuat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir tidak beraktivitas. Padahal sebelumnya, transaksi lelang di TPI cukup ramai. Seperti layur yang laku dilelang Rp 15.000 hingga Rp 16.000, bawal putih Rp 100.000, bawal hitam Rp 30.000, rajungan Rp 25.000 hingga Rp 35.000 dan tengiri Rp 35.000 perkilogram. "Sebelum gelombang besar, rata-rata satu perahu bisa menghasilkan Rp 1.000.000 hingga Rp 2.000.000," ujar Kepala TPI Pasir, Solatun.
Gelombang besar juga membuat nelayan di TPI Argopeni Ayah tidak berani melaut. Menurut Ketua Rukun Nelayan TPI Argopeni, Sarmin, nelayan memanfaatkan waktu libur gotong royong mendorong perahu menjauh dari pantai.
"Kami mengantisipasi agar kapal tidak terkena gelombang laut yang mencapai areal parkir. Pasalnya, jika gelombang mencapai lokasi parkir, perahu akan rusak karena saling tabrakan," ungkap Sarmin.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar