---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO – Jembatan gantung penghubung Dusun Krasak, Mudalrejo, dengan Dusun Beru Duwur, Kalisemo, Loano, rusak. Anyaman bambu alas jembatan gantung tersebut banyak yang telah patah sehingga berlubang. Sangat berbahaya jika dilintasi.
Tidak hanya lantai yang rusak, kawat besi penahan pun mulai berkarat. Namun warga dan pelajar masih banyak yang nekat untuk melintas. Jembatan yang juga disebut Jembatan Krasak itu merupakan jalan satu-satunya untuk melintas paling dekat.
Belasan pelajar dari Dusun Beru Duwur setiap hari melintasi jembatan tersebut untuk menghindar dari keterlambatan masuk sekolah. ”Kebanyakan siswa yang lewat sini teman-teman di SD Negeri Guyangan dan MTs Loano. Hujan dan licin tetap lewat, kalau kalau memutar jauh,” ujar Zakaria, 9, pelajar kelas II SD Negeri Guyangan.
Menurutnya, jika melintas melalui Jembatan Krasak waktu tempuh hingga ke sekolah lebih cepat 15 menit dibanding memutar. Jika memutar lewat jembatan permanen Beru Duwur, waktu tempuhnya bisa 30 menit - 45 menit. Selisih jaraknya lebih dari satu kilometer.
Jembatan Krasak yang berkonstruksi kawat bambu itu panjangnya kurang lebih 30 meter dan ketinggian 10 meter hingga dasar sungai. Dengan kondisi banyak lubang dan kawat berkarat, jembatan kini sering bergoyang kencang kendati hanya dilintasi satu orang.
”Tidak apa-apa, ya pelan-pelan dan hati-hati ketika melompati anyaman yang berlubang di bagian tengah jembatan,” ujarnya.
Ironisnya, sejumlah pelajar dengan mengendarai sepeda kayuh serta warga bersepeda motor tetap melintas. ”Naik sepeda harus ngebut. Jika berhenti di tengah jembatan dan kena goncangan, bisa jatuh ke sungai,” imbuh Zulfarhan, 8, teman Zakaria.
Sonimah, 54, warga Dusun Krasak menambahkan, Jembatan Krasak setiap hari juga diandalkan ratusan warga Desa Mudalrejo, Kemejing, dan Guyangan. Hal itu tak terlepas dari pemotongan kompas ketika ingin menuju Jalan Raya Tumbakanyar-Banyuasin.
”Bagi warga, jalan paling cepat ya lewat jembatan ini. Begitu turun dari angkutan pedesaan, langsung melintas jembatan, sudah sampai di Dusun Beru Duwur,” ungkapnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Meski Bolong Tetap Dilewati
-Suami Istri Bersaing dalam Perebutan Kades
-Petani Semangka Nikmati Harga Tinggi
-HARGA KEDELAI MELONJAK, Perajin Tempe Dihantui Kerugian
-Suami Istri Bersaing dalam Perebutan Kades
-Petani Semangka Nikmati Harga Tinggi
-HARGA KEDELAI MELONJAK, Perajin Tempe Dihantui Kerugian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar