Magelang, CyberNews. Suasana haru mewarnai perayaan Hari Raya Idul Adha 1432 H di hunian sementara (huntara) Mancasan, Desa Gulon, Kecamamatan Salam, Kabupaten Magelang. Ratusan pengungsi korban banjir lahar dingin menggelar sholat Ied bersama di sela-sela huntara.
Mereka menggelar tikar dan sajadah di gang sempit di antara bangunan bambu huntara. Mushola yang dibangun GP Ansor di ujung kompleks huntara tidak mampu menampung seluruh jamaah. Meski amat sederhana namun mereka bersyukur setidaknya bisa aman dari ancaman banjir lahar dingin.
Maklum sebagian besar dari mereka berasal dari Desa Sirahan yang menjadi korban terparah banjir lahar dingin. Dari 16 dusun di Desa Sirahan hanya empat dusun yang aman dari bahaya lahar dingin. suasana pengungsian tersebut justru mendorong warga semakin khusuk dalam menjalankan ibadah.
Sejak subuh, para pengungsi bergantian mengucapkan takbir. Gema takbir yang membahana membuat bulu kudk merinding. Banyak penghuni, terutama ibu-ibu tak kuasa menahan sedih sehingga meneteskan air mata. Mereka mengaku bersedih telah menjadi korban banjir lahar.
Mereka berharap keadaan akan kembali normal sehingga warga bisa kembali ke rumah masing-masing. "Aku rindu suasana hangat di rumah. Rumah saya (di Salakan) sudah hilang diterjang lahar,” kata Sutilah (48) yang ditemui usai shalat Ied.
Sutilah mengaku tak pernah bisa melupakan peristiwa saat banjir lahar meluluhlantakan hampir separih Dusun Salakan. Ia kini harus tinggal sebatang kara karena suaminya tercinta sudah meninggal. "Saya sebatang kara," kata dia singkat, sambil mengusap air mata.
Ketua GP Ansor Kabupaten Magelang Chabibullah yang dalam kesempatan ini bertindak sebagai khatib Shalat Ied mengajak seluruh warga korban banjir lahar dingin untuk bersabar dan berserah diri kepada Allah SWT. Ia menjelaskan bahwa banjir lahar dingin adalah cobaan Allah untuk meningkatkan kualitas mereka.
Karena itu, warga harus kuat agar mampu ujian ini. "Kita bisa mencontoh keteladanan Nabi Ibrahim yang berani mengorbankan putranya Ismail. Pasti ada hikmat di balik semua ini,” tandas Chabibullah.
Sementara itu, Koordinator Huntara Mancasan Feri Susanto mengatakan sholat Idul Adha 1432 H terpaksa digelar di huntara karena kampung mereka di Sirahan masuk zona bahaya ancaman banjir lahar Kali Putih. Banyak rumah warga yang rusak dan belum diperbaiki.
( MH Habib Shaleh / CN26 / JBSM )
Magelang Hari Ini : 7 Nopember 2011
-Suara Tangis Menggema di Huntara Mancasan
-Cegah Banjir, Pembangunan Jembatan Dipercepat
-Tersangka Uang Palsu Gantung Diri
-JEMBATAN GANTUNG BAMBU REJOSARI, PUTUS
-Jalan ke Pos Merapi Babadan Ambrol Lagi
-Jalur Evakuasi Longsor Diterjang Lahar Dingin
-Warga Krinjing Bangun Jalan Alternatif
-Jalur Penambangan Penyebab Banjir Lahar Meluap Ditutup
-Pengungsi Merapi Asal Magelang Peroleh 27 Hewan Kurban
-Lahar Dingin Cobaan untuk Meningkatkan Kualitas
Magelang Hari Ini : 7 Nopember 2011
-Suara Tangis Menggema di Huntara Mancasan
-Cegah Banjir, Pembangunan Jembatan Dipercepat
-Tersangka Uang Palsu Gantung Diri
-JEMBATAN GANTUNG BAMBU REJOSARI, PUTUS
-Jalan ke Pos Merapi Babadan Ambrol Lagi
-Jalur Evakuasi Longsor Diterjang Lahar Dingin
-Warga Krinjing Bangun Jalan Alternatif
-Jalur Penambangan Penyebab Banjir Lahar Meluap Ditutup
-Pengungsi Merapi Asal Magelang Peroleh 27 Hewan Kurban
-Lahar Dingin Cobaan untuk Meningkatkan Kualitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar