---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG- Garebeg Getuk menjadi puncak rangkaian peringatan Hari Jadi ke 1106 Kota Magelang, kemarin (15/4). Kegiatan yang dipusatkan di alun-alun tersebut juga menjadi ajang peluncuran slogan Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga.
Peluncuran ditandai pemukulan gong, beberapa saat sebelum Gerebeg Getuk dilaksanakan. Ikrar, kanthi kasengkuyung kridahaning warga kitho Magelang, ing titiwanci iki radite cemengan, suryo kaping 15, wulan April, warsa 2012 tak biwarake Magelang minangka Kota Sejuta Bunga, kata Wali Kota Sigit Widyonindito disambut kibaran bunga dari ribuan warga.
Dalam acara itu, juga dipentaskan tari kolosal melibatkan 190 penari alumni ISI Jogja dan Surakarta yang berasal dari Kota Magelang. Mereka menarikan Tari Undhuk Kolosal dan Orkes Klunthung Topeng Ireng plus sendratari Dumadining Kutho Magelang yang diperankan lebih dari 260 seniman.
Usai sendratari, disusul Garebeg Gethuk sebagai prosesi puncak. Masyarakat beramai-ramai berebut gunungan gethuk dan hasil bumi.
Prosesi ini memang yang dinantikan masyarakat. Mereka ramai-ramai berebut gethuk dan hasil bumi yang hanya diselenggarakan setahun sekali. Gethuk benar-benar bisa dimakan karena bukan sekadar replika, tutur Kabag Humas Protokol dan Santel Pemkot Magelang Bambang Suprawoto.
Prosesi garebeg dibuka dengan arak-arakan rombongan wali kota menuju panggung kehormatan. Wali kota dan jajarannya mengenakan pakaian adat Jawa disambut tari Kunthulan, yang ditarikan puluhan penari.
Berbeda dengan tahun lalu, arak-arakan rombongan wali kota dengan berjalan kaki. Wali kota mengenakan pakaian adat Kerajaan Mataram Kuno. Sedangkan tahun lalu mereka diarak menggunakan keretakencana yang khusus disewa dari Keraton Jogjakarta.
Penggunaan kereta Keraton Jogja dianggap menyalahi sejarah terjadinya Kota Magelang, yang dulunya hanya tanah perdikan dan tidak mempunyai sejarah keraton. Karena itu, tahun ini ditiadakan, ungkap Panitia pelaksana Condro Bawono.
Usai garebeg, dilanjutkan dengan kirab budaya diikuti sedikitnya 29 kelompok peserta dengan total 1500 personel. Mereka menampilkan sejumlah tarian kesenian tradional dan mobil hias. Mereka berkeliling di sepanjang jalan utama Kota Magelang.
Sehari sebelumnya masih dalam rangkaian hari jadi masyarakat disuguhi
dancing On The street dan Gala Dinner With Putri Pariwisata Indonesia 2011, Andi Tenri Hanum Utari Natassa.
Kegiata dilaksanakan di Jalan Pemuda hingga Tugu Adipura diadakan Mustika Gold.
Pemilik Mustika Gold Slamet Santoso melaksanakan acara itu untuk lebih mengenalkan Kota Magelang sebagai salah satu kota tujuan wisata.
Sayangnya, menjelang puncak acara berupa penampilan puluhan peragawan dan peragawati hujan deras turun mengguyur Kota Magelang. Tak pelak, pengunjung dan tamu undangan semburat membubarkan diri. Tetapi usai hujan reda, acara diteruskan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Resmi Luncurkan Kota Sejuta Bunga
-Es Dawet Kang Siput Pernah Puaskan Dahaga Sultan
-256 Relawan Pemantau Lahar Diasuransikan
-Ruang Pelaksanaan UN di Magelang Disterilkan
-Puteri Indonesia 2011 Motivasi Siswa SMK 2 Magelang
-Persis Solo Tundukkan PPSM KN Magelang
-Putri Indonesia Turut Promosi Batik Khas Magelang-Es Dawet Kang Siput Pernah Puaskan Dahaga Sultan
-256 Relawan Pemantau Lahar Diasuransikan
-Ruang Pelaksanaan UN di Magelang Disterilkan
-Puteri Indonesia 2011 Motivasi Siswa SMK 2 Magelang
-Persis Solo Tundukkan PPSM KN Magelang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar