PERNIK RAMADAN
MASYARAKAT Kabupaten Magelang punya tradisi menyediakan makanan khas selama hari pertama Lebaran. Bukan lontong opor ataupun nasi ketupat melainkan sego megono yakni nasi yang dimakan bersama megono atau kluban.
Megono merupakan sayuran yang dimasak dengan cara dikukus dan diberi bumbu lombok, kencur, jeruk purut, dan kemudian dibuhuhi dengan parutan kelapa. Agar lebih nikmat megono atau kluban dilengkapi dengan ikan teri yang digoreng atau dibakar.
Adapun sayuran yang dibuat megono ini tidak melulu kubis saja. Masyarakat biasa membuat variasi makanan dengan bahan daun ketela, kecambah, buah dan daun kates (pepaya), daun kacang panjang, bayam ataupun buah nangka muda dan bahkan batang pohon bambu muda (rebung) tergantung selera.
Sego megono ini seringkali disajikan seusai shalat Idul Fitri dan dimakan bersama-sama di teras dan halaman masjid. Biasanya, seusai sholat Ied masyarakat akan duduk lesehan dengan menggelar tikar dan alas seadanya.
Mereka duduk membentuk lingkaran di mana setiap kelompok terdiri antara lima hingga tujuh orang. Dalam satu dusun bisa terdapat sampai puluhan kelompok, tergantung seberapa besar jumlah penduduk warga setempat.
Tidak diketahui sejak kapan tradisi menghidangkan sego megono seusai shalat Idul Fitri ini dilakukan. Namun diperkirakan sudah mencapai ratusan tahun selaras dengan masuknya agama Islam ke tanah Jawa.
Tradisi ini berbeda dengan masyarakat di sekitar Pantura yang lebih mengenal ketupat sebagai makanan khas Lebaran. Di wilayah Kabupaten Magelang tidak banyak masyarakat yang menyediakan lontong opor maupun nasi ketupat selama Lebaran.
Menu Wajib
Globalisasi dan pengaruh budaya kota ternyata tidak sampai menggeser tradisi yang hidup di kalangan masyarakat pedesaan ini. Seperti terlihat di Dusun Sabrangkali, Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, baru-baru ini.
Di dusun yang diapit Kali Putih dan Kali Blongkeng itu sego megono merupakan menu wajib. "Tidak afdol rasanya berlebaran tanpa menyantap sego megono bersama-sama. Ini pula yang membuat kami terkenang-kenang dengan nuansa Lebaran di desa," kata Muhammad Sodiq, salah satu warga perantau.
Sodig mengaku meski sudah merantau ke Jakarta belasan tahun namun tetap menggemari sego megono. "Saya selalu kangen dengan keramahan dan makanan khas desa. Makan sego megono rasanya seperti kembali ke masa kanak-kanak. Yang ada hanya rasa gembira dan bahagia."
Atas alasan ini pula banyak pemudik rela menempuh jarak ratusan kilo meter untuk pulang ke rumah dan menikmati sego megono. Bahkan jalanan yang macet dan tiket perjalanan yang mahal dianggap bukan penghalang.
Perantau lainnya, Suyatno, mengatakan ia harus membayar tiket yang naik hampir 100 persen untuk mudik ke Magelang. "Tiketnya bertambah mahal namun tidak apa-apa. Sekali setahun kita bisa pulang. Yang penting bisa berlebaran di kampung halaman," kata dia.
Puluhan pemudik lainnya bahkan nekad menempuh perjalanan Jakarta-Magelang PP dengan mengendarai sepeda motor. Tidak jarang mereka harus 22 jam berada di jalan raya karena terhalang macet dan berbagai kendala lainnya. Mereka percaya semua pengorbanan tersebut akan terbalas tuntas.
( MH Habib Shaleh / CN26 )
Magelang, 3 September 2011
-Meski Tradisional, Jamu Tetap Dicari
-Usai Liburan, Kegiatan Belajar Harus Sudah Aktif
-22 Bus Berangkat dari Terminal Muntilan
-Bukit Ketep Kebanjiran Pengunjung
-Sego Megono, Makanan Khas Lebaran
-Layani Pemudik, Delapan Puskesmas Buka 24 Jam
-Candi Borobudir Targetkan 200.000 Pengunjung
-Pengunjung Keluhkan Kenaikan Tiket Masuk Borobudur
-Puncak Arus Balik Diperkirakan H+4
-Jalur Secang-Payaman Macet, Lalu Lintas Digeser
-Jalur Magelang-Weleri Amat Padat
-Ada penyempitan jalan, lalu lintas Magelang macet
-H+2 Lebaran, Magelang-Semarang Macet 10 Km Lebih
-Usai Liburan, Kegiatan Belajar Harus Sudah Aktif
-22 Bus Berangkat dari Terminal Muntilan
-Bukit Ketep Kebanjiran Pengunjung
-Sego Megono, Makanan Khas Lebaran
-Layani Pemudik, Delapan Puskesmas Buka 24 Jam
-Candi Borobudir Targetkan 200.000 Pengunjung
-Pengunjung Keluhkan Kenaikan Tiket Masuk Borobudur
-Puncak Arus Balik Diperkirakan H+4
-Jalur Secang-Payaman Macet, Lalu Lintas Digeser
-Jalur Magelang-Weleri Amat Padat
-Ada penyempitan jalan, lalu lintas Magelang macet
-H+2 Lebaran, Magelang-Semarang Macet 10 Km Lebih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar