HERBAL
OBAT herbal semakin diminati saja. Jamu, obat herbal tradisional Indonesia termasuk di dalamnya yang selama ini masih bertahan. Meskipun banyak beredar obat modern yang mayoritas terbuat dari bahan kimia, jamu tetap banyak dicari konsumen.
Hardi Suparno (63), penjual “Jamu Godok” mengatakan, memang bukan perkara mudah mengembalikan kejayaan jamu seperti dulu. Pasalnya, obat modern banyak beredar di pasaran dan sedikit menggeser kepopuleran jamu.
"Tapi sekarang penggemar jamu mulai banyak lagi. Hal ini tidak lepas dari konsumen yang ingin mengonsumsi kembali obat herbal karena dinilai baik bagi kesehatan," ujarnya di kiosnya Jl Letjend Sarwoedi Magelang.
Ia menjelaskan, sejak berdiri delapan tahun lalu peminat jamunya terus meningkat. Tidak kurang dari 20 gelas jamu seduh per hari dan puluhan bungkus jamu kering terjual setiap hari dengan omset lebih kurang Rp 200 ribu.
"Itu di waktu sepi. Saat ramai bisa lebih dari 30 gelas dengan omset di atas Rp 300 ribu. Belum lagi jamu keringnya yang bisa setiap hari terjual puluhan bungkus," katanya bangga.
Kios yang dimiliki oleh H Gunawan ini senantiasa dikunjungi pelanggan baik dari dalam maupun luar kota Magelang seperti Muntilan, Grabag, dan Purworejo. Selain dikenal lengkap, juga harganya dinilai cukup murah.
"Soal mujarab atau tidak, sebenarnya bukan kuasa kami tapi Tuhan karena Dialah yang menyembuhkan segala jenis penyakit. Kami hanya sebagai perantara," tandasnya.
Karena tradisional, pembuatannya pun dengan cara manual seperti ditumbuk, dirajang, atau diparut lalu dijemur untuk mengurangi kadar air hingga mencapai nol persen. Bahannya sendiri bermacam-macam mulai dari dedaunan, rerumputan, hingga akar-akaran.
"Mencari bahan cukup mudah karena banyak terdapat di lingkungan sekitar, seperti empon-empon, kunyit, jahe, temulawak, kumis kucing, kapulaga, daun salam, jati londo, daun sambiroto, kayu pasak bumi, dan sebagainya," paparnya.
Masing-masing bahan, katanya memiliki khasiat bervariasi seperti mengobati asam urat, wasir, darah tinggi, jantung, kencing manis, kolesterol, radang tenggorokan, dan lainnya. Aturan pemakaian pun berbeda satu sama lain tergantung jenis obat dan penyakitnya.
"Konsumen bisa memilih sendiri jamu yang ada, baik langsung diseduh maupun dibawa pulang dalam bentuk bungkusan. Kalau diseduh cukup Rp 12 ribu per gelas, sedangkan jamu kering Rp 15 ribu per bungkus," jelasnya.
(Asef F Amani/CN33)Magelang, 3 September 2011
-Meski Tradisional, Jamu Tetap Dicari
-Usai Liburan, Kegiatan Belajar Harus Sudah Aktif
-22 Bus Berangkat dari Terminal Muntilan
-Bukit Ketep Kebanjiran Pengunjung
-Sego Megono, Makanan Khas Lebaran
-Layani Pemudik, Delapan Puskesmas Buka 24 Jam
-Candi Borobudir Targetkan 200.000 Pengunjung
-Pengunjung Keluhkan Kenaikan Tiket Masuk Borobudur
-Puncak Arus Balik Diperkirakan H+4
-Jalur Secang-Payaman Macet, Lalu Lintas Digeser
-Jalur Magelang-Weleri Amat Padat
-Ada penyempitan jalan, lalu lintas Magelang macet
-H+2 Lebaran, Magelang-Semarang Macet 10 Km Lebih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar