---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
WONOSOBO - Keberadaan penyandang cacat selama ini belum banyak mendapat perhatian terutama disektor pemberdayaan ekonomi. Selama ini penyandang cacat baru diberi pembekalan ketrampilan yang bersifat personal.
Adapun upaya pengelompokan usaha bersama antarpenyandang cacat belum dilakukan. Padahal semangat penyandang cacat untuk bisa hidup mandiri sangat besar. Mereka memiliki kemauan untuk bangkit mandiri melebihi semangat kebanyakan orang.
"Beberapa penyandang cacat baru menjalankan usaha secara pribadi setelah mengikuti pelatihan yang didampingi Dinas Sosial," kata Kabid Rehabilitas Sosial, Agus Kristiono saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (23/4). Dia mengatakan, penyandang cacat seperti tuna rungu dan tuna wicara masih masih bisa diberdayakan dibidang jasa dan produksi. Secara fisik, mereka memiliki kemampuan yang sama dengan manusia normal. Karena itu mereka masih bisa menguasai berbagai ketrampilan seperti perbengkelan, menjahit dan salon jika dibina dan didampingi secara maksimal.
"Beberapa penyandang cacat itu sudah ada yang memiliki usaha mandiri. Jika program pembentukan kelompok usaha bersama bagi penyandang cacat akan lebih memotivasi mereka untuk lebih berdaya," ujarnya.
Karena itu, dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM untuk menindaklanjuti masalah tersebut. Harapannya, penyandang cacat lebih bisa mandiri secara ekonomi sehingga tidak mengantungkan hidup kepada orang lain.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar